Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR sekaligus ahli telematika, Roy Suryo, mengeluarkan sinyalemen terkait kecelakaan mobil sport listrik "Ferrari" Tuxuci yang dikemudikan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, Sabtu pekan lalu. Murni karena kapabilitas pengemudi yang kurang, menurut politisi Partai Demokrat itu.
"Pak Dahlan mungkin tidak memiliki pengalaman mengendarai mobil listrik yang serba berbeda dengan mobil pada umumnya. Apalagi pengakuan pak Dahlan masalah terjadi pada sistem rem yang tidak berfungsi," kata Suryo, di Jakarta, Senin.
Suryo penggemar otomotif dan juga kolektor mobil antik, terutama merek Mercedes-Benz. Menurut dia, selain bermasalah dengan rem, Iskan juga mungkin tidak menguasai medan dengan rute pegunungan yang ditingkahi tanjakan-turunan dan kelokan-kelokan tajam.
Soal rem blong, Suryo yang juga Ketua Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) ini, Iskan diduga melakukan kesalahan karena menginjak rem secara terus-menerus mengakibatkan panas sekaligus memicu rem tidak befungsi.
"Mobil listrik itu memiliki sistem dynamo breaking di mana saat mengerem saat itu pula berfungsi untuk mengisi aki," ujarnya.
Seperti halnya pada mobil konvensional dalam kodisi menurun sebaiknya menggunakan gigi rendah, sehingga kinerja rem lebih ringan. "Namun bisa saja pak Dahlan terus mengerem sehingga membuat pedal semakin dalam dan tidak makan lagi yang mengkibatkan blong," katanya.
Selain menyoroti faktor kesalahan manusia itu, Suryo yang merupakan politisi Partai Demokrat ini juga menyayangkan bahwa kendaraan mewah tersebut tidak dilengkapi dengan sistem pengaman kantung udara.
"Seharusnya mobil seharga Rp1,5 miliar yang diklaim setara Ferrari ini selayaknya dilengkapi body framing yang melindungi pengendara dari benturan besar," ujarnya.
Ia menambahkan, melihat dari foto-foto mobil Tucuxi yang hancur sedemikian parahnya membuktikan dari sisi badan mobil kurang memperhatikan keamanan pengemudi.
"Ini sangat fatal karena membahayakan pengemudi. Untung saja tidak ada korban jiwa," tegasnya.
Kalau berguna, jangan langsung kabur kasih like dulu ya
Sumber
"Pak Dahlan mungkin tidak memiliki pengalaman mengendarai mobil listrik yang serba berbeda dengan mobil pada umumnya. Apalagi pengakuan pak Dahlan masalah terjadi pada sistem rem yang tidak berfungsi," kata Suryo, di Jakarta, Senin.
Suryo penggemar otomotif dan juga kolektor mobil antik, terutama merek Mercedes-Benz. Menurut dia, selain bermasalah dengan rem, Iskan juga mungkin tidak menguasai medan dengan rute pegunungan yang ditingkahi tanjakan-turunan dan kelokan-kelokan tajam.
Soal rem blong, Suryo yang juga Ketua Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) ini, Iskan diduga melakukan kesalahan karena menginjak rem secara terus-menerus mengakibatkan panas sekaligus memicu rem tidak befungsi.
"Mobil listrik itu memiliki sistem dynamo breaking di mana saat mengerem saat itu pula berfungsi untuk mengisi aki," ujarnya.
Seperti halnya pada mobil konvensional dalam kodisi menurun sebaiknya menggunakan gigi rendah, sehingga kinerja rem lebih ringan. "Namun bisa saja pak Dahlan terus mengerem sehingga membuat pedal semakin dalam dan tidak makan lagi yang mengkibatkan blong," katanya.
Selain menyoroti faktor kesalahan manusia itu, Suryo yang merupakan politisi Partai Demokrat ini juga menyayangkan bahwa kendaraan mewah tersebut tidak dilengkapi dengan sistem pengaman kantung udara.
"Seharusnya mobil seharga Rp1,5 miliar yang diklaim setara Ferrari ini selayaknya dilengkapi body framing yang melindungi pengendara dari benturan besar," ujarnya.
Ia menambahkan, melihat dari foto-foto mobil Tucuxi yang hancur sedemikian parahnya membuktikan dari sisi badan mobil kurang memperhatikan keamanan pengemudi.
"Ini sangat fatal karena membahayakan pengemudi. Untung saja tidak ada korban jiwa," tegasnya.
Kalau berguna, jangan langsung kabur kasih like dulu ya
Sumber